TEMPAT SELINGKUH

Kamis, 29 Oktober 2009

Waspada Kanker Serviks, Kombinasi Papsmear & Vaksin

RUTIN papsmear tidak menjamin seorang wanita terbebas sepenuhnya dari kanker serviks. Lengkapi dengan vaksinasi sebagai upaya pencegahan primer dari kanker tersebut.

Sebagai seorang dokter kandungan, Irene tentu memiliki tingkat kewaspadaan lebih baik terhadap penyakit. Namun, kenyataan bahwa HPV (human pappiloma virus) penyebab kanker serviks menginfeksi rahimnya tidak pernah terpikir sebelumnya. "Setahun setelah menikah, saya rutin papsmear setahun sekali, dan saya juga tidak ada riwayat keluarga penderita kanker serviks," tuturnya.

Dokter cantik yang praktik di Medika Plaza Jakarta itu mengisahkan awalnya merasakan ketidaknyamanan pada sistem reproduksinya, yakni ketika durasi menstruasinya berubah dari dua hari menjadi seminggu. "Sejak awal saya menstruasi terbiasa dua hari. Namun, enam bulan setelah terkena demam berdarah, tepatnya pada Februari 2001, mens saya berubah jadi seminggu. Pernah juga baru selesai menstruasi, beberapa hari kemudian kok sudah mens lagi," kenangnya.

Kejanggalan itu awalnya disangka sebagai gangguan hormonal. Namun, hasil tes menyatakan tak ada masalah. Demikian halnya papsmear dan kuret rahim yang dijalaninya tak menemukan indikasi penyakit. "Semua tes menyatakan saya sehat, tapi saya merasa tidak nyaman karena mens saya makin tidak karuan, darah yang keluar kadang banyak sekali disertai sakit di perut bagian bawah dan sekitar pinggang," paparnya.

Ketidaknyamanan itu kemudian mendorong Irene untuk melakukan operasi pengangkatan rahim. "Saya pikir, buat apa nyimpen penyakit. Diangkat sajalah," katanya. Akhirnya pada Juli 2001, pada usianya yang ke-43, rahim ibu empat anak ini diangkat. Pascaoperasi, rahim Irene yang sebesar telur ayam dan tampak sehat tanpa adanya pembengkakan itu diperiksa di laboratorium patologi. Hasilnya, ditemukan infeksi HPV di area rahim dan leher rahim (serviks).

"Tapi letaknya tidak di permukaan serviks, melainkan tersembunyi di area dalam, di antara lekukan serviks dan rahim," kata Irene yang kemudian melakukan vaksinasi HPV pada 2007 silam. "Saya bersyukur karena penyakit ini belum menyebar, tapi HPV tipe lain juga bisa menyerang lagi kapan pun. Makanya saya putuskan untuk divaksin," kata wanita berkulit putih itu.

Irene termasuk wanita yang beruntung karena segera menyadari adanya ketidakberesan pada tubuhnya dan segera bertindak mengatasinya. Namun, berapa banyak wanita di dunia ini yang tidak menyadari kehadiran HPV dan hidupnya berakhir di ujung penyakit bernama kanker serviks? Menurut WHO, tiap tahun di seluruh dunia 490.000 perempuan didiagnosis menderita kanker serviks, dan 240.000 di antaranya meninggal dunia. Angka ini setara dengan satu kematian tiap dua menit.

"Di Indonesia sendiri, setiap hari ditemukan 41 kasus baru dengan 20 kematian per hari. Sekitar 80 persen kasus kanker serviks juga terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia," sebut spesialis kebidanan dan kandungan dari FKUI/RSCM Jakarta, Dr dr Dwiana Ocviyanti SpOG (K), yang akrab disapa Ovy.

Separuh dari wanita yang terdiagnosis kanker serviks berusia antara 35-55 tahun. Sungguh ironis karena rentang usia tersebut seorang wanita biasanya masih aktif berkarier dan mengurus keluarga. Itulah sebabnya, semua wanita yang sudah menikah atau pernah berhubungan seksual disarankan melakukan deteksi dini dengan papsmear, yakni pengambilan sel dari serviks untuk diperiksa dengan mikroskop, guna mengetahui adanya kelainan pada serviks. Papsmear "diwajibkan" setidaknya tiga tahun setelah menikah atau berhubungan intim, dan sebaiknya rutin dilakukan setahun sekali.

Namun, pemeriksaan ini juga memiliki keterbatasan karena sifatnya yang subjektif. Diperkirakan, 25 persen kegagalan skrining dengan papsmear karena kesalahan dalam cervical sampling atau dalam menginterpretasi hasilnya. Dengan metode konvensional, preparat sering kali mengandung darah, lendir, sel-sel inflamasi, dan sel-sel yang menumpuk sehingga menurunkan akurasi interpretasinya. "Kegagalan papsmear berkisar 10 persen-60 persen," kata Ovy.

Nah, saat ini kanker serviks bisa dikatakan sebagai satusatunya kanker yang dapat dicegah melalui vaksinasi. Untuk itu, selain rutin papsmear, upaya memproteksi diri dari kanker rahim hendaknya dilengkapi dengan vaksinasi HPV. Vaksin ini efektif diberikan pada wanita semua umur, dan dapat diberikan sejak usia 9 tahun. Di Indonesia, vaksin ini sudah mulai digunakan sejak Juni 2007 dan bisa diberikan mulai usia 14 tahun dengan tiga kali injeksi.
diambil dari http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/09/17/27/146687/waspada-kanker-serviks-kombinasi-papsmear-vaksin

Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Investasikan diri Anda untuk kesehatan di masa datang.
Dan terkait kanker serviks sebenarnya ada metode murah dan efektif utk mencegahnya...yaitu dg mengganti pembalut yg biasa dg ANION...kenapa???

Kenapa Anion bisa efektif mencegah Kanker Serviks???
1. Setiap pak 'berhadiah langsung' Alat Test Deteksi Dini Kanker Serviks dan sudah dipatenkan di 162 negara dan bisa digunakan secara mandiri.
2. Dengan teknologi ANION /Ion Negatif, akan membantai virus HPV apabila di dalam 'leher rahim' terinfeksi HPV (penyebab utama kanker serviks)...dan sudah dipatenkan di 162 negara.
3. Biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah dibanding metode pencegahan yang lain.
4. Perlu di INGAT bahwa kanker serviks benar-benar 'tanpa gejala'.
5.Dengan memakai ANION ketika haid...seperti nggak haid karena saking nyamannya.


"Ayo perangi kanker serviks...."

Selasa, 20 Oktober 2009

MANFAAT ION NEGATIF / ANION BAGI KESEHATAN

Jika kita telah mengetahui apa itu ion?, maka ada baiknya kita simak tentang manfaat anion bagi kesehatan manusia. Udara yang mengandung anion terlalu rendah, dapat menyebabkan kelelahan, pusing, migran, gangguan pernafasan, dan depresi. Menurut standar dari Badan Kesehatan Dunia ( WHO ) , standar konsentrasi anion pada udara segar harus melebihi 1000 anion setiap cm kubik. Apabila kadar anion mencapai pada tingkat tertentu, bakteri dapat dihilangkan sepenuhnya.
Kandungan anion pada udara memiliki daya elektromagnetik, yang memudahkan pelekatan anion pada permukaan bakteri dan virus. Proses ini menghasilkan aliran elektromagnetik yang dapat membunuh bakteri dan virus , serta menekan pertumbuhan dan perkembangan bakteri seperti bagaimana yang terjadi pada proses sterilisasi.
Ion negatif dan kesehatan
Berbagai penelitian tentang hubungan dari ion negatif dan kesehatan telah dilakukan sejak sejak satu abad yang lalu.
Penelitian banyak dilakukan terutama di negara Jerman dan Rusia.

Pada tahun 1919 fisikawan Rusia A. L. Tchijevsky pertama kalinya berhasil menjelaskan tentang aksi biologi dan fisika dari unipolar ion. Keberhasilan ini dilanjutkan Tchijevsky dengan konsep ionisasi udara dalam proses pengobatan dibidang kedokteran dengan menciptakan ionizer bertegangan tinggi yang dikenal dengan nama Lustre (1930), dan mendemonstrasikan efek biologi dan medikal dari ion negatif pada pernapasan hewan dan pasien hipertensi serta asma.

Mekanisme efek biologi dan medikal dari ion negatif baru dijelaskan kemudian oleh A. P. Krueger dari Jerman tahun 1960.

Krueger menjelaskan bahwa dengan menghirup ion negatif dapat menurunkan kandungan level serotonin dalam darah. Serotonin adalah sejenis hormon saraf yang bersifat depresan, yang dimana kelebihan serotonin dapat mengakibatkan mental depresi dan juga dapat menimbulkan penyempitan pada saluran pernapasan. Hal ini dibuktikan juga oleh Sulman dengan melalui percobaan terhadap para pasien yang terkena angin Sharaf atau Hamsin yang mengalami peningkatan serotonin 1000 kali lipat dari orang biasa, dan sembuh setelah melalui terapi ion negatif (1974).
Untuk mengetahui lebih lanjut efek dari ion negatif terhadap serotonin tersebut, Professor Tomoo Ryusi dari Tokyo Metropolitan University mengadakan percobaan terhadap 10 orang atlit sepeda.

Ryusi mencoba mengamati kandungan serotonin dalam darah yang meningkat setelah melakukan olah raga sepeda selama 60 menit.

Dari data yang didapat diketahui bahwa, bagi para atlit yang beristirahat di ruangan yang mengandung ion negatif 10.000 per cm3 didapati kandungan serotonin menurun hingga 50% dalam waktu 30 menit.

Sedangkan para atlit diruangan yang hanya mengandung negatif ion 200-400 per cm3 kandungan serotonin justru bertambah banyak.

Para atlit merasa lebih rileks di ruangan yang banyak mengandung ion negatif.

Disisi lain ion negatif juga diketahui berguna untuk menetralkan Superoksida.

Superoksida dalam darah yang sebenarnya berfungsi untuk membunuh mikroorganisma dalam tubuh manusia, terkadang justru sebaliknya malah dapat merusak sel-sel dalam tubuh apabila kadar konsentrasinya terlalu tinggi (I. Fridovich, 1960).

Sedangkan dengan adanya ion negatif akan dapat menambah jumlah enzim SOD (superoksida dismutase) yang berfungsi untuk mengurangi kadar superoksida dalam darah.

Ion negatif dan sterilisasi
Selain berguna bagi kesehatan tidak sedikit data-data yang menunjukkan bahwa ion negatif dapat juga dipergunakan untuk sterilisasi virus serta bakteri. Diantaranya ion negatif dapat membunuh bakteri E.Coli (K. H. Kingdon, 1960), Micrococcus Pyogenes dan virus Influenza (A. P. Krueger, 1976). Baik Kindon maupun Krueger mempergunakan konsentrasi ion negatif sebanyak 50.000-5.000.000 per cm3 dalam berbagai eksperimennya tersebut.

Selanjutnya mekanisme dari proses membunuh bakteri ini dijelaskan oleh :

N. I Goldstein (1992) sebagai berikut, reaksi dari dua buah ion negatif O2- dan dua buah ion positif H+ dapat menghasilkan Hydrogen peroksida. Hydrogen peroksida dikenal memiliki energi potensial yang tinggi dan mampu untuk membunuh virus dan bakteri.

Lebih lanjut H. Nojima dari Sharp Corp. (2002) menjelaskan reaksi dari ion negatif dalam membunuh bakteri E.Coli.
Menurut Nojima pembentukan Hydrogen peroksida terjadi pada lapisan luar sel bakteri E.Coli, untuk kemudian merusak lapisan sel tersebut sekaligus membunuhnya.

Para peneliti percaya bahwa udara yang mengandung listrik (atom oksigen dengan ekstra elektron) yang kita hirup, bisa meningkatkan suasana hati, tingkat energi dan kesehatan. Pada zaman sekarang, perumahan-perumahan modern dan bangunan-bangunan perkantoran sangat jauh dari negatif ion atau anion. Komputer, cahaya lampu, sistem ventilasi udara, dan bahan-bahan bangunan yang modern mengandung banyak sekali ion positif. Ion positif dapat membuat kita menjadi depresi. Ion positif merupakan penyebab produksi serotonin (zat kimia yg diproduksi oleh otak) yang berlebihan. Serotonin merupakan penghubung antara badan dengan mental, emosi dan tekanan psikologis. Kelebihan produksi serotonin ini bisa menyebabkan masalah tidur, hiperaktif, kecemasan, dan beberapa kasus depresi. Negatif Ion atau anion bermanfaat menyeimbangkan kesehatan tubuh.

Dalam kehidupan yang penuh dengan ketegangan, pengaturan ion yang seimbang bisa membantu mehindarkan perasaan lelah dan sakit. Tempat-tempat yang nyaman dan segar mengandung banyak sekali negatif ion atau anion. Udara di dekat air terjun, gunung, laut dan hutan memiliki kandungan negatif ion yang komplit. Biasanya setelah hujan badai disertai kilat dan petir, kita akan merasa udara sangat segar. Ini karena hujan badai memuat banyak sekali negatif ion, mengandung banyak energi, sehingga membuat hawa menjadi segar sekali.

Penyelidikan ilmiah menunjukkan bahwa atmosfir yang mengandung negatif ion bisa menyembuhkan penyakit maag, asma, depresi, sakit kepala, juga dapat meningkatkan kemampuan bekerja, mempertajam fungsi mental, dan mengurangi tingkat kesalahan. Negatif ion meningkatkan aliran oksigen ke dalam otak, meningkatkan kewapadaan yang tinggi, mengurangi ngantuk, dan memberi enegi untuk mental. Negatif ion juga melawan kuman di udara, mengurangi iritasi pernafasan yang menyebabkan bersin, batuk, dan radang tenggorokan. Terapi dengan ion negatif terbukti sukses dalam mengurangi kelebihan produksi serotonin, sehingga berhasil mengatasi beberapa kasus depresi.

Konsentrasi Ion Negative pada beberapa Lingkungan berbeda :
Lingkungan Tingkat -Ion*
Air Terjun = 95.000 – 450.000
Pegunungan & Hutan Sejuk = 50.000 – 100.000
Hamparan Rumput Hijau = 5.000 – 50.000
Perkotaan = 100 – 2.000
Ruangan Perkantoran = 40 – 100
Ruangan Ber AC = 0 – 20
*Perkiraan Kandungan Negative Ion percentimeter kubik (cc3)

Metabolisme tubuh memproses Nutrisi yang masuk kedarah dan membuang kotoran dari tubuh, ini merupakan hal penting untuk sel tubuh. Kekurangan Negative Ion pada tubuh sangatlah mempengaruhi proses metabolisme, hal inilah menyebabkan sel tubuh menjadi lemah dan sakit.

Keajaiban teknologi Anion


Setiap sentimeter kubik lapisan anion pada pembalut wanita Lovemoon dapat melepaskan lebih dari 5800 anion.
Intensitas anion yang dilepaskan adalah sangat efektif dalam membunuh dan menekan perkembangan bakteri dan virus pada permukaan pembalut.
Lapisan anion tersebut dapat melepaskan oksigen, memiliki kadar pH yang seimbang untuk meningkatkan metabolisme dan memperbaiki sirkulasi, memperkuat daya tahan tubuh, mengurangi stress, menghilangkan bakteri dan mengobati radang, menghilangkan bau dan menghilangkan kelelahan.
 

Winalite Network Copyright © Peluang Bisnis Winalite Indonesia -- Powered by Blogger